Pacificnews.id-.Ketua BPMS GMIM Pdt DR Hein Arina meresmikan monumen Perkemahan Karya Pemuda Gereja (PKPG), Rabu (24/11/2021) di Jemaat GMIM Imanuel Kinalawiran Wilayah Tompasu Baru Satu.
Pdt Hein memimpin ibadah syukur serta memggunting pita dan menandatangani prasasti bersama Ketua Umum Panitia PKPG Rio Dondokambey.
Pada kesempatan itu, dirinya mengapresiasi inovasi yang dilakukan panitia PKPG Pemuda Sinode GMIM.
“Di tengah pandemi covid-19 tetap berusaha mencintai gereja. Menggelar kegiatan, membuat sesuatu yang berdampak besar berupa edukasi kepada jemaat,” ungkap Pdt Hein.
Menurutnya, dampak besar sebuah monumen ilalah edukasi. “Ini adalah salah satu cara edukasi atau mendidik tentang perjuangan iman pemuda,” tuturnya.
Dia juga menyampaikan tentang sinergitas pemetintah dan gereja. Beber dia, berjalan bersama untuk melayani Tuhan dan masyarakat.
“Selain monumen, saat ini juga diresmikan jalan. Tentu ini akan pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian. Karena nalan perkemahan, akan berfungsi sebagai jalan pertanian dan perkebunan,” kata dia.
Senada, Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM dr Pricillia Tangel juga mengapresiasi panitia dan kerja keras Pemprov Sulut untuk pelaksanaan PKPG.
“Segala sesuatu disyukuri suka dan duka kita bisa melaksanakan PKPG setelah menunggu waktu yang sangat panjang,” ujar Pricillia Tangel.
Saat pandemi covid-19, kata dia, PKPG beralih menjadi kegiatan digital. Virtual Leaders Camp 2021, dengan tema: “Obor Pembangunan untuk Merah Putih.
“Teknisnya, dipusatkan luring di Aula Mapalus Kantor Gubernur dibagi klaster per kabupaten/kota. Ini yang bisa kami tampung dengan apresiasi dari teman-teman agar supaya esensi dari perkemahan ino tidak bias. Utamanya, tentang bagaimana kita harus ditemah,” beber dia.
Ketua Umum Panitia PKPG Rio Dondokambey menjelaskan, tugu PKPG merupakan sebagai bentuk terima kasih kepada Jemaat GMIM Imanuel Kinalawiran Wilayah Tompasu Baru Satu.
“Jemaat GMIM Imanuel Kinalawiran Wilayah Tompasu Baru Satu adalah tuan rumah. Sebagai bentuk terima kasih, akhirnya kami meresmikan tugu ini sebagai peringatan jemaat dan wilayah ini pernah menjadi tuan rumah kegiatan Perkemahan Karya Pemuda Gereja,” ujar Rio.
Sosok yang digadang sebagai calon Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM ini membeberkan, meski berlangsung secara virtual, nantinya peserta PKPG dibekali materi-materi sesuai esensi dari perkemahan seperti biasanya.
“Melihat perkembangan-perkembangan terkait kesehatan akibat pandemi covid-19, tercetuslah keputusan bersama untuk dilaksanakan secara daring,” ungkap Rio.
“Nanti kita mulai dari klaster-klaster. Diberikan materi tanpa merubah esensi perkemahan itu sendiri,” tutur Penatua Pemuda Jemaat RUT Suwaan itu.
Diketahui, PKPG Sinode GMIM sediakala berlangsung tahun 2020. Namun akibat adanya pandemi covid-19 gelombang satu maupun gelombang kedua kegiatan tertunda dan terus diundur.
Sebelumnya, guna memantapkan persiapkan PKPG, tengah dibangun jalan menuju lokasi perkemahan. Jalan hotmix hampir 4 kilometer dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum Pemprov Sulawesi Utara (Sulut).
Pun selalu ketua umum panitia, Rio turut senang ikut mengawal pembangunan jalan yang dibangun khusus untuk persiapan lokasi perkemahan.
“Ternyata rencana Tuhan, jalan itu kini berfungsi sebagai jalan pertanian dan perkebunan bagi jemaat dan warga desa,” ujarnya.
“Turut senang, boleh ada manfaat dari kepanitiaan kami untuk jemaat dan masyarakat sekitar. Kami juga menyampaikan sangat berterima kasih kepada Pemprov Sulut, Pemkab Minsel jemaat dan wilayah atas supportnya,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Provinsi Sulut Adolf Harry Tamengkel mewakili Gubernur Olly Dondokambey mengapresiasi panitia pelaksana PKPG yang telah memprakarsai dalam menghadirkan monumen PKPG.
“Ini merupakan tindakan nyata Pemuda GMIM di tengah kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa. Serta menjadi cerminan keteguhan komitmen untuk memberi warna dalam setiap aspek kegiatan dan
menjadi generasi yang peduli sesama, cinta akan hidup rukun dan kedamaian. Juga selalu menginginkan kemajuan,” kata dia.
Menurutnya, prestasi Sulut dalam hal kerukunan umat beragama, meskipun masyarakatnya majemuk atau memiliki berbagai perbedaan, tak lepas dari sumbangsi Pemuda GMIM.
“Toleransi yang terbangun, kemudian sudah mampu menjadikan Sulut sebagai salah satu barometer keamanan dan perdamaian di Indonesia. Hal itu tentunya juga berkat peran dan sumbangsih dari Pemuda GMIM. Hendaknya kita tidak berbangga dengan ini, namun kedepannya tetap terus mampu memelihara dan menjaga harmonisasi hubungan yang telah tercipta,”
Momentum kebersamaan saat ini, lanjutnya, efektif dan strategis untuk meningkatkan, memantapkan atau memperkokoh hubungan, antar sesama umat Kristiani, dengan sesama generasi muda. Melalui pembaharuan hati yang penuh kasih dan damai, serta dengan menumbuh-kembangkan rasa persatuan.
Karenanya, dia mengharapkan hendaknya
pelaksanaan rangkaian acara ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk mempererat persaudaraan. Mampu mewujudkan
kasih terhadap sesama umat manusia. Sehingga, sifat kebencian, egoisme,
keangkuhan dan kesombongan dapat dijauhi. Sedangkan suasana hari damai, harmonis dalam hubungan dengan sesama, dapat senantiasa hadir dalam diri.
“Terima kasih atas peran dan kontribusi aktif menjadi pilar perdamaian, yang juga telah berdampak pada kesuksesan berbagai program kerja pemerintah daerah. Mari kita pertahankan dan perkuat lagi sinergitas sebagai kekuatan pembangunan bangsa dan daerah. Jadilah generasi muda GMIM yang unggul dan berkarakter untuk menopang pembangunan di daerah,” tandasnya.
(*/pn)